Nilai Tukar Petani dan Indek Harga Konsumen di Kalteng Mengalami Penurunan

0
52
Hardi/BERITA SAMPIT - Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Supriyono (Kanan).

PALANGKA RAYA – Nilai Tukar Petani ( NTP) di Kalteng mengalami penurunan, hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Supriyono saat menyampaikan rilisnya di Kantor BPS Provinsi Kalteng, Rabu 01 April 2020.

NTP Gabungan di Provinsi Kalimantan Tengah ini turun 2,27 poin, dari 107,48 persen di Bulan Februari 2020 menjadi 105,21 persen di Bulan Maret 2020.

“Hal ini dipengaruhi oleh penurunan nilai tukar subsektor tanaman perkebunan rakyat (3,01 poin), tanaman pangan 2,17 poin, peternakan 1,53 poin, dan hortikultura 0,15 poin. Indeks harga yang diterima petani (??) turun 2,14 poin sedangkan indeks harga yang dibayar petani (??) naik 0,25 poin,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Supriyono.

NTP tertinggi terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat 109,39 persen diikuti oleh peternakan 102,97 persen, perikanan 102,97 persen, hortikultura 101,35 persen, dan tanaman pangan 97,82 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) turun 2,17 poin, dari 108,83 persen  di Bulan Februari 2020 menjadi 106,66 persen di Bulan Maret 2020.

Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di wilayah perdesaan sebesar 106,64 persen atau terjadi inflasi 0,28 persen. Terjadi kenaikan indeks harga hampir di seluruh kelompok pengeluaran rumah tangga, kecuali pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga serta transportasi.

Hal serupa juga terjadi penurunan di Indeks Harga Konsumen (IHK), dari 90 kota pantauan IHK nasional, 43 mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebanyak 0,64 persen, dan deflasi tertinggi di Timika sebanyak 1,91 persen. Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-25 dan ke-24 kota deflasi tertinggi di tingkat nasional,” terang Bambang Supriyono.

Deflasi di Palangka Raya sebanyak 0,20 persen, dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok transportasi sebanyak 1,24 persen, makanan, minuman, dan tembakau sebanyak 0,46 persen, serta informasi, komunikasi, dan jasa 0,10 persen.

Deflasi di Sampit sebanyak 0,26 persen, juga dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi sebanyak 1,48 persen, makanan, minuman, dan tembakau sebanyak 0,34 persen, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebanyak 0,01 persen.

Berdasarkan dua kota acuan Palangka Raya dan Sampit, Provinsi Kalimantan Tengah mengalami deflasi sebanyak 0,22 persen, diikuti oleh laju inflasi tahun kalender sebanyak 0,43 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebanyak 2,20 persen yang cukup rendah.

(Hardi/beritasampit.co.id)