Kerajaan Kalingga adalah kerajaan kuno di Nusantara yang diperkirakan berdiri pada abad ke-6 Masehi di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, di sekitar Jepara atau Pekalongan saat ini. Kalingga dikenal sebagai kerajaan Hindu-Buddha pertama di Jawa yang memiliki pengaruh kuat dalam perkembangan budaya, hukum, dan agama di wilayah tersebut. Kerajaan ini juga terkenal karena pemerintahan Ratu Shima, seorang ratu yang dikenal akan kebijaksanaannya dan ketegasan hukum yang diterapkan.
Latar Belakang dan Lokasi Kerajaan Kalingga
Nama Kalingga dipercaya berasal dari nama sebuah wilayah di India selatan yang dikenal sebagai Kalinga. Kemungkinan besar, nama ini mencerminkan hubungan perdagangan antara Nusantara dan India, serta pengaruh budaya dan agama Hindu-Buddha yang dibawa oleh para pedagang dan pendatang dari India. Lokasi Kalingga di pesisir utara Jawa Tengah memungkinkan kerajaan ini berkembang sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang dari Cina, India, dan wilayah Asia Tenggara lainnya.
Pemerintahan Ratu Shima
Salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Kerajaan Kalingga adalah Ratu Shima, yang memerintah sekitar abad ke-7 Masehi. Ratu Shima dikenal karena menerapkan hukum yang sangat ketat dalam mengatur kehidupan masyarakat. Dikisahkan, Ratu Shima menegakkan aturan yang melarang pencurian, dan setiap orang yang melanggar hukum akan mendapatkan hukuman berat.
Legenda mencatat bahwa untuk menguji ketaatan rakyatnya, seorang raja dari kerajaan tetangga meletakkan kantong emas di tengah jalan. Setelah tiga tahun, tak seorang pun yang berani menyentuhnya. Namun, suatu ketika, putra Ratu Shima tanpa sengaja menyentuh kantong tersebut dengan kakinya. Ratu Shima bahkan hampir menghukum putranya sendiri, tetapi para penasihat kerajaan berhasil meyakinkan sang ratu agar hanya menghukum putranya dengan hukuman yang lebih ringan. Kisah ini menunjukkan ketegasan dan integritas Ratu Shima dalam menerapkan hukum di Kalingga.
Agama dan Kebudayaan di Kalingga
Kerajaan Kalingga dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha, yang berkembang secara bersamaan di wilayah ini. Hal ini ditunjukkan oleh peninggalan sejarah dan catatan dari Dinasti Tang di Cina yang menyebutkan bahwa Kalingga memiliki penganut Buddha. Kerajaan Kalingga juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Jawa, dengan banyak pendeta dan guru agama yang datang ke kerajaan ini untuk belajar dan menyebarkan ajaran mereka.
Selain itu, Kalingga memiliki hubungan diplomatik dengan Cina. Menurut catatan dari Dinasti Tang, seorang pendeta Buddha dari Kalingga, yang bernama Jnanabhadra, mengunjungi Cina pada abad ke-7 untuk menyebarkan ajaran Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa Kalingga memiliki kedudukan penting dalam jalur budaya dan agama yang menghubungkan Nusantara dengan Asia Timur dan Selatan.
Perekonomian dan Hubungan Perdagangan
Kerajaan Kalingga berkembang pesat sebagai pusat perdagangan yang strategis di pesisir utara Jawa. Lokasinya yang berada di jalur perdagangan laut memungkinkan Kalingga menjalin hubungan dagang dengan berbagai kerajaan di Asia, terutama dengan India dan Cina. Barang-barang dagangan seperti rempah-rempah, emas, perak, dan kerajinan tangan diangkut dari Kalingga ke berbagai penjuru Asia. Kerajaan ini juga menerima pengaruh budaya dari pedagang asing yang datang, yang turut memperkaya kebudayaan lokal.
Kemunduran dan Warisan Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga mulai meredup setelah abad ke-7 atau 8 Masehi, seiring munculnya kerajaan-kerajaan besar lainnya di Jawa, seperti Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Belum diketahui secara pasti bagaimana Kalingga berakhir, namun beberapa sejarawan menduga bahwa kerajaan ini mungkin melebur atau berasimilasi dengan kerajaan-kerajaan besar di sekitarnya.
Namun, warisan Kalingga masih diingat melalui cerita dan legenda, terutama tentang Ratu Shima yang dianggap sebagai pemimpin bijaksana dan adil. Kisah Ratu Shima juga menjadi inspirasi dalam penerapan hukum dan keadilan bagi masyarakat Jawa. Selain itu, pengaruh Kalingga dalam penyebaran agama Buddha di Jawa menjadi bagian penting dalam perkembangan agama dan budaya di Nusantara.
Kesimpulan
Kerajaan Kalingga adalah salah satu kerajaan awal di Nusantara yang berperan penting dalam perkembangan agama, hukum, dan perdagangan. Di bawah kepemimpinan Ratu Shima, Kalingga menjadi kerajaan yang dikenal akan ketegasan hukum dan keadilannya. Kerajaan ini juga memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan Nusantara dengan India, Cina, dan Asia Tenggara. Meskipun jejak sejarah Kalingga mulai menghilang seiring kemunculan kerajaan besar lainnya, warisannya dalam hal hukum, budaya, dan agama masih dikenang sebagai bagian dari sejarah awal Nusantara.