Istana Besar, yang mencakup kompleks Istana Kantor Istana Ali Marhum Kantor dan Istana Tengku Bilik, merupakan peninggalan megah Kesultanan RiauLingga yang berada di Pulau Penyengat, hanya sekitar 2 km dari Tanjungpinang. Kompleks ini menyimpan warisan arsitektur dan sejarah kerajaan Melayu abad ke-19 yang memukau, menunjukkan masa keemasan peradaban Melayu yang dibangun oleh para raja dan pemikir besar.
Istana Kantor (Istana Ali Marhum Kantor)
Dibangun sekitar 1855 oleh Raja Ali bin Raja Ja’far Yang Dipertuan Muda VII, “Marhum Kantor”, istana ini awalnya digunakan sebagai pusat administrasi kerajaan. Struktur aslinya pernah hancur, namun bagian bangunan berlantai dua, tembok keliling dan gapura termasuk menara penjaga masih berdiri dengan kokoh. Kompleks ini berdiri di areal seluas sekitar 1 hektar dan kini menjadi cagar budaya .
Desain serambi lapang di lantai dua dan susunan gerbang utama yang berfungsi sebagai pos pengintaian mencerminkan kecanggihan militer dan arsitektur Melayu pada zamannya.
Istana Tengku Bilik
Terletak tak jauh dari Istana Kantor, Istana Tengku Bilik menjadi kediaman Tengku Bilik Halimah, adik Sultan terakhir. Bangunan ini menggambarkan gaya kolonial abad ke19 dengan pagar tembok tinggi, atap genteng bergaya limas, dan fasad simetris memancarkan kemewahan keluarga kerajaan dan adaptasi arsitektur Eropa di era itu.
Lingkungan & Konteks Sejarah
Kedua istana berada dalam lingkungan cagar budaya Pulau Penyengat yang termasuk masjid bersejarah, makam tokoh besar seperti Raja Ali Haji, dan Benteng Bukit Kursi. Pulau ini adalah pusat kerajaan, budaya dan pendidikan Islam pada masanya. Kompleks istana ini kini dikelilingi halaman luas, beberapa sisa bangunan tua dan jalur menuju kolam pemandian yang menambah nuansa historis.
Aspek Arsitektural & Estetika
Bangunan berlantai dua dengan arsitektur kolonial Melayu menyediakan area yang seimbang antara fungsi administratif dan social-liturgis kerajaan. Gapura utama, jendela lengkung, dan atap limasan mencerminkan sentuhan lokal yang kental. Struktur batu bata dan tembok keliling tipis namun kuat, serta sisa-sisa gerbang pengintai, menunjukkan perpaduan antara fungsi estetis dan defensif.
Signifikansi & Konservasi
Komplek Istana Besar telah dipugar, dan ditetapkan sebagai cagar budaya nasional lewat keputusan kementerian. Meskipun beberapa bagian sudah menua, istana ini masih terawat dan menjadi bagian penting dari wisata sejarah Pulau Penyengat. Namun, konservasi tetap krusial agar warisan ini bisa dinikmati generasi masa depan.
Mengapa Istana Besar Wajib Dikunjungi?
Jejak sejarah Kerajaan Melayu: Menapaki jalan yang dulu dilalui para pemimpin besar dan pengarang syair seperti Syair Nasihat oleh Raja Ali, serta karya Raja Ali Haji bapak bahasa Melayu modern.
Arsitektur kolonial Melayu autentik: Menyaksikan perpaduan gaya lokal dan Eropa dalam struktur bangunan yang langka.
Lingkungan heritage yang kaya: Istana ini berada dalam kawasan bersejarah lengkap, mencakup masjid, makam, dan benteng pembelaan era sengketa kolonial.
Nuansa fotografi klasik: Pagar tinggi, gapura besar, dan halaman lapang memberikan latar sempurna bagi foto sejarah yang dramatis.
Nilai edukatif tinggi: Saksi bisu sejarah administrasi, militer, budaya dan intelektual Melayu di abad ke-19.
Secara keseluruhan, Istana Besar di Pulau Penyengat adalah destinasi wisata sejarah yang memukau melalui keindahan arsitektur, nilai historis yang kaya, dan kedalaman budaya Melayu. Tempat ini bukan sekadar bangunan tua ia adalah narasi monumental tentang masa keemasan Kerajaan Riau Lingga yang wajib dikenang dan dilestarikan.
Kesimpulan
Istana Besar di Pulau Penyengat, yang mencakup Istana Kantor dan Istana Tengku Bilik, merupakan peninggalan bersejarah yang mencerminkan kejayaan Kesultanan Riau Lingga. Keindahannya terletak pada perpaduan arsitektur Melayu dan kolonial yang unik, lingkungan cagar budaya yang kaya makna, serta nilai sejarah yang mendalam. Bangunan ini tidak hanya menjadi saksi masa lalu, tetapi juga simbol kebanggaan budaya Melayu yang penuh estetika dan filosofi. Keaslian struktur, keindahan gerbang utama, serta atmosfer historis di sekitarnya menjadikan istana ini destinasi ideal bagi wisatawan pencinta sejarah dan budaya. Di tengah pesona modern, Istana Besar tetap berdiri megah sebagai pengingat akan peran penting Pulau Penyengat dalam peradaban dan bahasa Melayu. Pelestarian dan kunjungan aktif ke tempat ini sangat penting untuk menjaga warisan leluhur yang kaya nilai edukatif dan spiritual.